RUMAH BACA BABAKAN
JUARA (1)
Saya anak ketiga dari
sembilan bersaudara. Adik terkecil saya kelas X, sedang mondok dan sekolah di
SMAN 2 Cilacap. Saat ini, bapak-ibuku lebih sering tinggal di kontrakan yang
terletak di desa sebelah (tempat beliau menjalankan usaha menjahit). Rumah
sendiri sering kosong karena kami, anak-anaknya, sudah menyebar ke berbagai
kota untuk menuntut ilmu dan bekerja.
Dengan maksud agar
rumah tidak kesepian karena ditinggal para penghuninya, saya ingin menjadikan
rumah kami menjadi rumah baca. Saya beri nama “Rumah Baca Babakan Juara”.
Semula mau saya kasih istilah taman baca, namun sepertinya lebih cocok rumah
baca. Babakan adalah nama desa kami. Juara adalah harapan kami agar dari rumah
baca ini kelak akan melahirkan anak-anak yang juara di berbagai bidang.
Di kampung kami
sebelumnya belum ada satu pun perpustakan umum atau pun taman baca masyarakat.
Saya coba merintisnya. Dengan hadirnya Rumah Baca Babakan Juara, semoga menjadi
pintu pembuka tumbuhnya (dan meningkatnya) minat baca masyarakat Babakan. Di
kampung kami, anak-anak kecil pun tak kalah dengan anak kota dalam bermain
gadget. Khawatirnya, bila orang tua kurang bisa mengontrol, kecanduan gadget
pada anak bisa menyebabkan beberapa dampak negatif. Untuk meminimalisir itu,
kami coba mengenalkan buku-buku pada anak agar membaca (belajar) juga menjadi
bagian dari kepribadian positif mereka.
Kami membuka pintu
rumah kami selebar-lebarnya untuk semua masyarakat. Anak-anak sekolah, yang di
SD, SMP, SMA/SMK, mari datang ke rumah baca. Silakan belajar dan berdiskusi.
Rumah Baca Babakan Juara punya slogan “Mari datang, belajar dan berlatih bersama,
InsyaAllah juara!” Dengan beraktivitas dan berpsoses di rumah baca, siapa tahu
nanti akan bermunculan prestasi demi prestasi. Ada yang juara lomba cerdas
cermat, lomba menulis, olimpiade matematika, dan lain-lain.
Untuk permulaan
pengokohan rumah baca, saya telah menyiapkan sekitar 100 buku. Sebagian besar
buku tersebut saya beli dengan uang saya sendiri dan ada beberapa buku yang
saya dapat dari hadiah/doorprize. Beberapa teman dan relasi mengatakan mau
donasi buku setelah yang mendengar program sosial yang sedang saya garap ini.
Terima kasih teman-teman atas niat baiknya. Semoga Allah membalasnya dengan
balasan yang lebih baik.
Saya punya mimpi juga,
membangun tempat dan menyediakan semua alat untuk olahraga bulutangkis dan
tenis meja di depan rumah. Anak-anak di kampung kami banyak yang suka olahraga.
Jadi ini semacam pendekatan agar ada peluang semkin banyak orang juga akan
mampir ke rumah baca. Mereka yang antri main bulutangkis/tenis meja, bisa
baca-baca buku dulu di dalam. Bulutangkis dan tenis meja juga merupakan
olahraga favoritku semasa bocah. Dulu, usahaku untuk menjadi juara di kedua
olahraga tersebut gagal. Kini saya hanya bisa berharap semoga ada anak-anak
Babakan yang jadi atlet tepok bulu atau tepok bola pingpong dan menjadi juara.
(Bersambung…)
Komentar
Posting Komentar